Era Besar-Besaran Kebangkitan Teknologi Kandang Modern Closed House

Inilah era besar-besaran kebangkitan teknologi kandang modern Closed House untuk pemeliharaan ayam. Peternak menunjukkan antusias dan kesiapannya untuk terus maju. Angin segar bagi dunia peternakan Indonesia.
Peternakan rakyat di Jawa Timur sudah menuju kandang modern dengan teknologi lebih tinggi. Demikian Sales Area Manager PT Sierad Industries Dhanang Purwantoro ST seraya mengungkap, grup PT Sierad Produce Tbk mempelopori pembangunan kandang ayam dengan sistem tertutup (Closed House) di daerah Jawa Timur ini, juga di Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Jumlahnya kurang lebih puluhan sampai ratusan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.” kata Dhanang.
Menurut Dhanang Purwantoro selaku Sales Area Manager Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, peta peternakan ayam di Jawa Timur ini memang sudah bagus dalam penerapan kandang tertutup baru. Penggunaan kandang tertutup di Jawa Timur ini sudah diterapkan sejak 2008 di Brondong, Madiun, Kediri, dan Tuban. Pihaknya setidaknya telah melakukan peningkatan atau upgrade terhadap 20 peternak. Setidaknya, “Kurang lebih 20 kandang Closed House telah dibangun“, ujarnya.
Satu tim bersama Sales Sierad Industries Jawa Timur Sukadana ST, di bawah pimpinan Sales Manager Sierad Industries Ir Agus Wahyu, Dhanang ST bertanggungjawab membuat dan membangun kandang tertutup dengan dasar meningkatkan kualitas peternak maupun kualitas ayam.
Era Besar-Besaran Kebangkitan Teknologi Kandang Modern Closed House
Kandang Modern Closed House
Tempat-tempat dibangunnya kandang tertutup atau Closed House di Jawa Timur itu mulai dari Madura sampai dengan perbatasan Madiun Jawa Timur. Khususnya peternakan ayam pedaging, tim Dhanang memang sudah melayani daerah Madiun, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, termasuk di Madiun, Kediri, Magetan, dan Tulungagung.
Rata-rata kapasitus kadang milik peternak itu antara 20.000 sampai dengan 100.000 ekor. Namun, ada kandang yang kecil-kecil juga. Selebihnya masib banyak daftar lagi kandang yang lain. Status pengembangan kandang tertutup itu, semua di bawah kemitraan. Sedangkan untuk peternakan ayam petelur, sejumlah 1 (satu) sampai 2 (dua) peternakan ayam petelur di Blitar baru mulai ditata“, ungkap Dhanang.
Adapun meski kandang tertutup serentak dibangun di mana-mana, kandang terbuka atau Open House tetap ada. Tim Dhanang memberi peningkatan atau upgrade secara pelan-pelan agar kualitas peternak lebih baik. Cara meng-upgrade inilah dengan Closed House, dengan tujuan utama pendapatan peternak lebih baik.
Menurut Dhanang Purwantoro, keunggulan Closed House yang pertama adalah tidak ada gangguan seperti lalat di mana lingkungan lebih baik. Keunggulan kedua adalah menghemat tempat. Di mana, kandang yang semula kandang panggung dengan kapasitus 5000 dengan kandang tertutup bisa dipergunakan 2 kali lebih hemat. Di sini, bagian kanan dan lantai atas serta lantai bawah dipakai semua.
Dengan sistem kandang tertutup, kualitas ayam lebih baik, adapun angka kematian rendah. Selanjutnya, kondisi pertumbuhan ayam merata, menghasilkan penampilan ayam yang baik secara maksimal. “Banyak keuntungan yang didapatkan dengan kandang closed house”, tegas Dhanang.
Closed House Haji Karto
Berkat pengembangan teknologi kandang modern Closed House secara besar-besaran di Jawa Timur itu, seorang peternak bernama Haji Karto memelihara 100.000-an ekor ayam pedaging. Itulah kondisi senyatanya di Brondong Kabupaten Tuban yang lokasinya dekat dengan pusat wisata terkenal WBL (Wisata Bahari Lamongan). Pertumbuhan kandang-kandang peternakan di wilayah ini memang sangat pesat.
Haji Karto peternak Tuban yang memulai usaha peternakannya langsung menggunakan kandang modern. Pembangunan teknologi kandang modern Closed House dimulai sejak tahun 2009. Sebelumnya dia adalah petani tambak 25 hektar. Lahannya terletak di dekat pantai. Lahan ini merupakan daerah pertambakan dengan lingkungan yang bersuhu panas.
Posisi pemeliharaan ayam pedaging Haji Karto pada saat tulisan ini dibuat adalah sedang memasukkan atau Chick in DOC (Day Old Chicken). Kesadaran Haji Karto untuk menerapkan kandang tertutup untuk peternakannya adalah lantaran karena sekarang sudah waktunya menggunakan teknologi maju. Hal ini terkait dengan isu pemanasan global dan situasi daerah Tuban yang panas.
Pembangunan kandang tertutup Haji Karto sendiri melalui beberapa tahap. Tahap pertama dengan populasi 55.400 ekor. Kemudian disusul dengan tahap kedua dengan populasi ayam 55.400 ekor lagi. Ukuran kandang tertutup yang dibangun untuk populasi 55.400 ekor ayam pedaging itu adalah panjang 110 meter, lebar 12 meter, kepadatan kandang 14 ekor/m², terdiri dari 3 lantai.
Selanjutnya di kandang tertutup Haji Karto ini akan dibangun tempat pakan otomatis juga. Atas prestasinya dalam pembangunan teknologi kandang modern Closed House itu, Haji Karto dan beberapa peternak lainnya dari seluruh Indonesia diberi fasilitas oleh PT Sierad Produce untuk mengikuti customer gathering dan Indolivestock 2010 di Jakarta.
Closed House Suparno
Suparno peternak ayam pedaging dari Lamongan Jawa Timur. Usaha beternaknya berawal dari peternak lama yang mulai dari kandang terbuka atau Open House. Ia beralih mengembangkan diri ke kandang teknologi kandang modern Closed House pada akhir 2009.
Tahap pertama pembuatan kandangnya adalah 36.960 ekor. Disusul tahap kedua pembangunan kandang juga untuk populasi ayam sejumlah 36.960. Ukuran kandang tertutup-nya yang dibangun untuk populasi 36.960 ekor itu adalah panjang 110 meter, lebar 12 meter, kepadatan kandang 14, terdiri dari 2 lantai.
Kondisi lahan tempat kandang peternakannya berdiri adalah berpasir cenderung seperti bukit-bukit kecil yang tandus. Menurut Suparno, kandang tertutup lebih menjanjikan dengan pengelolaan benar-benar secara profesional.
Pendanaan
Soal pendanaan guna pembangunan kandang-kandang tertutup itu, salah satunya, “Dengan menggandeng investor dari Bank BNI untuk membangun kandang-kandang modern itu.” kata Dhanang Purwantoro ST. Dana itu dibagi dua, soal dana konstruksi tanggung jawab pemilik kandang. Adapun alokasi biaya untuk bahan-bahan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi masing-masing lokasi di mana kandang didirikan.
Misalnya, pada lokasi berpasir, maka dicari sistem cor yang harganya paling murah. Sementara kalau di daerah setempat banyak terdapat kayu, maka untuk bahan-bahan bangunan tertutup digunakan kayu. Sedangkan pada daerah lain yang terdapat bahan bangunan dengan harga paling murah adalah besi, maka untuk bahan pembangunan teknologi kandang modern Closed House digunakan besi. Contohnya, ungkap Dhanang, “Di Yogyakarta, harga besi dan pasir cenderung murah, maka dipilih besi yang lebih murah untuk membangun kandang.
Konstruksi kandang sendiri menjadi bahan pertimbangan untuk bahan dan peralatan. Untuk perhitungan biaya, nilai peralatan antara Rp.10.000-Rp.20.000 per ekor. Kisaran harganya tergantung bahan-bahan material yang dikehendaki peternakan.
Dan kini, pengembangan perkandangan sistem Closed House terus berlangsung dengan langkah pasti. Hal ini terutama semata-mata karena peternak mendapatkan manfaatnya yang luar biasa. Pengembangan teknologi maju jelas memberi kemudahan dan patut terus diikuti. Para peternak kita pun terbukti menunjukkan kesiapannya.

Komentar